Thursday 8 May 2014

MEMAHAMI RAHASIA AL-QUR'AN

Kegiatan Hafalan Qur'an

AI-Quran, Sebuah Kitab Universal
Al-Quran tidak mengkhususkan pembicaraannya kepada bangsa tertentu, seperti bangsa Arab, dan kelompok tertentu, seperti kaum Muslimin. Tetapi ia berbicara kepada bukan Muslim amaupun Muslim (bukti untuk hal ini adalah banyak titah dan hujah dalam banyak ayat Al-Quran, sehingga tak perlu lagi kami kutipkan di sini), termasuk orang-orang kafir, musyrik, Ahlul Kitab, Yahudi, Bani Israil dan Nasrani. AI-Quran menghujah setiap kelompok ini dan mengajak mereka untuk menenma ajaran-jarannya yang benar.

AI-Quran juga menyeru setiap kelompok ini melalui hujah-hujah dan penalaran. Ia tidak pernah mengkhususkan pembicaraannya kepada bangsa Arab saja. Mengenai para penyembah ber­hala, ia berkata:
"Apabila mereka bertobat, mendirikan salat dan membayar­kan zakat, maka mereka menjadi saudaramu dalam agama." (QS 9:11)



Dan mengenai Ahlul Kitab,1) ia berkata:

"Katakanlah: 'Wahai Ahlul Kitab, marilah menuju kepada keputusan yang sama antara kami dan kamu. Hendaklah kita tidak menyembah kecuali Allah, tidak menyekutukan-Nya, dan sebagi­an kita tidak menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. “ (QS 3:64)
Kita melihat bahwa Al-Quran tidak berbicara dengan kata­kata "apabila orang-orang musyrik Arab bertobat" atau "wahai Ahlul Kitab Arab." Memang, dalam permulaan Islam - ketika dakwah Islam belum tersebar dan keluar dari wilayah


Jazirah Arab - pembicaraan-pembicaraan Al-Quran ditujukan kepada bangsa Arab. Namun, sejak tahun keenam Hijrah, setelah dakwah Islam tersebar sampai di luar Jazirah Arab, tidak ada lagi alasan untuk pengkhususan. Di samping ayat-ayat tadi, ada ayat-ayat lain yang menunjukkan universalitas dakwah Islam, seperti firman Allah:

“Al-Quran ini diwahyukan kepadaku agar dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang Al-Quran sampai kepadanya." (QS 6:19)

“Al-Quran iiu tiada lain hanyalah peringatan bagi seluruh alam (bangsa)." (QS 68:52)

"Sesungguhnya Al-Quran itu adalah peringatan bagi seluruh alam (bangsa)." (QS. 38:87)

"Sesungguhnya ia (neraka) adalah salah satu bencana yang amat besar, sebagai ancaman bagi manusia. " (QS 74:35-36)

Dari kenyataan-kenyataan sejarah kita mengetahui banyak penyembah berhala, orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang dari bangsa-bangsa non-Arab yang memenuhi panggilan Islam, seperti Salman dari Persia, Sahib dari Romawi, Bilal dari Ethiopia dan lain-lain.


Al-Quran, Sebuah Kitab yang Sempurna

Al-Quran memuat dan menerangkan tujuan puncak umat manusia dengan bukti-bukti kuat dan sempurna. Dan tujuan itu akan dapat dicapai dengan pandangan realistik terhadap alam, dan dengan melaksanakan pokok-pokok akhlak dan hukum-hukum perbuatan. Al-Quran menggambarkan tujuan ini secara sempurna. Allah berfirman:

"Menunjukkan kepada kebenaran dan jalan yang lurus." (QS 46:30)

Di tempat lain, setelah menyebutkan Taurat dan Injil, Allah berfirman:
"Kami tusunkan Al-Quran kepadamu dengan membawa kebenaran, untuk membenarkan dan mengoreksi kitab yang sebelumnya. " (QS 5:48)

Mengenai bahwa AI-Quran mengandung pokok syariat para Nabi, Allah berfirman:

"Dia mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan­Nya kepada Nuh, dan yang Kami wahyukan kepadamu, dan agama yang telah diwasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa." (QS 42: 13)

Mengenai bahwa Al-Quran meliputi segala sesuatu, Allah berfirman:

"Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu." (QS 16:89)
Kesimpulan dari ayat-ayat tadi ialah bahwa Al-Quran mengandung kebenaran-kebenaran sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab-kitab samawi yang lain, disertai beberapa tambahan, dan di dalamnya terdapat segala sesuatu yang dibutuhkan manusia dalam perjalanannya menuju kebahagiaan yang diinginkannya, termasuk dasar-dasar akidah dan perbuatan.
AI-Quran, Sebuah Kitab yang Abadi
Pembahasan yang lalu menegaskan bahwa Al-Quran adalah sebuah kitab yang abadi di sepanjang zaman. Karena bila suatu perkataan sepenuhnya benar dan sempurna, maka tidak mungkin ia terbatas oleh zaman. Al-Quran telah menegaskan kesempurnaan perkataannya:
"Sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar perkataan yang pasti, dan bukan merupakan permainan." (QS 86:13-14)
Demikianlah, pengetahuan yang benar itu merupakan hakikat kebenaran. Dasar-dasar akhlak dan hukum-hukum perbuatan yang dijelaskan Al-Quran merupakan hasil dari kebenaran-kebenaran yang telah mapan, tidak akan terjamah kebatilan, serta tak akan musnah di sepanjang zaman. Allah berfirman:

"Dengan kebenaran, Kami menurunkan Al-Quran, dan dengan membawa kebenaran ia turun." (QS 17:105)

"Sesudah kebenaran tidak ada lain kecuali kesesatan." (QS 10:32)

"Sesungguhnya Al-Quran itu adalah sebuah kitab yang mulia dan tidak akan didatangi kebatilan, baik dari depan maupun dari belakang." (QS 41:41-42)

Tidak diragukan lagi bahwa telah banyak pembahasan ditulis tentang hukum-hukum Al-Quran yang tetap, abadi dan tidak khusus untuk suatu waktu. Hanya saja hal itu di luar tema pembahasan kami yang berupaya mengetahui kedudukan Al-Quran bagi kaum Muslimin sebagaimana dipaparkan oleh AI-Quran itu sendiri.

Unknown

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
 

Copyright @ 2013 Edi.my.id.