Sunday 28 August 2016

Bung Karno Menangis


*Bung Karno Bangkit dari kubur*_Dia haus ingin minum_Ku suguhkan air mineral_Dia hanya bingung tak mau minum_Karena tanah airnya tinggal tanah*Sedang airnya milik Perancis sudah*Kuseduhkan segelas teh celup_Dia hanya termenung tak mau minum_Karena kebun tehnya tinggal kebunLahan tebunya tinggal lahan*Gulanya milik malaysia, Tehnya Inggris yg punya*Lalu ku bukakan susu kaleng_Bung Karno hanya menggeleng_Kandang sapinya tinggal kandang *Sedang sapinya milik Selandia, Diperah Swiss dan Belanda* *Bung Karno bangkit dari kubur*_Dia lapar ingin sarapan_Kuhidangkan nasi putih,_Dia tak mau makan hanya bersedih_Karena sawahnya tinggal sawahLumbung padinya tinggal lumbung. *Padinya milik Vietnam Berasnya milik Thailand*Kusulutkan sebatang rokok_Dia menggeleng tak mau merokok_Tembakau memang miliknya, Cengkehnya dari kebunnya *Tapi pabriknya milik Amerika*Bung Karno bingung bertanya2:_*Sabun, pasta gigi kenapa Inggris yang punya, Toko2 milik Prancis dan Malaysia Alat komunikasi punya Qatar dan Singapura Mesin dan perabotan rumah tangga Kenapa dikuasai Jepang, Korea dan Cina*_Bung Karno tersungkur ke tanahHatinya sakit teriris iris_Setelah tau emasnya dikeruk habis, Setelah tau minyaknya dirampok iblis_Bung Karno menangis darah *Indonesia kembali terjajah Indonesia telah melupakan sejarah*

Monday 15 August 2016

Dirgahayu RI ke 71


Selamat Hari Ulang Tahun  yang ke 71 untuk bangsa kita INDONESIA, Jadilah Bangsa yang besar dengan teguh menjaga BHINEKA TUNGGAL IKA.


Seorang Pemimpin
yang paling penting
Integritas harus beres,,,ya,,,that's right

kita membutuhkan
pemimpin yang terus menerus
menegakkkan kebenaran

rakyat butuh figur baru
yang selalu optimis
nggak banyak berkeluh kesah

bukan yang bertingkah palsu
dan yang ingkar janji
dan yang tidak tidak tahu diri!

hayya,,, Pemimpin bangsa
hayya,,, HARUS PELAN PELAN
MENEBAS PARA KORUPTOR

hayya,,, ya tentu saja
HARUS punya ketegasan
MENEBAS PARA KORUPTOR

That's Right
Itu bisa diatasi
That's Right

kita bekerja untuk masyarakat
Tidak, tidak ada kepentingan
ya That's Right

Publik mesti melihat lebih dalam lagi
siapa pemimpin yang peduli
seberat apapun masalah bangsa
itu bisa diatasi

PEMIMPIN ITU MENDOBRAK KEADAAN,
BUKAN MENGOKOHKAN KEMAPANAN.

hayya,,,
Pemimpin bangsa HARUS
PELAN PELAN MENEBAS PARA KORUPTOR

Ya tentu saja Harus
punya ketegasan menegakkan hukum
tanpa syarat pada siapapun

SEMUANYA DEMI BANGSA!

Monday 25 July 2016

Lika liku Hidup


Ada seorang dermawan yg dari atas gedung menebar uang pecahan:

Rp. 5.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 20.000,-
Rp. 50.000,-
Rp. 100.000,-

Di bawah gedung, berkerumun banyak orang yg sibuk. Mereka saling berebut memunguti uang yg berserakan *_"TANPA ADA YANG PEDULI"_* sumber uang itu dari *_SIAPA._*

Suatu saat, Sang Dermawan naik lagi ke atas gedung tsb & kali ini beralih menebar kerikil-kerikil kecil ke dalam kerumunan orang yg ada di bawah. Sontak terjadi keramaian.

Ada yg terkena di kepala, bahu, tangan, punggung & anggota tubuh lainnya. Lalu mereka panik & marah, menengadah ke atas berusaha *"MENCARI TAHU"* dari mana sumber dari kerikil-kerikil tsb dijatuhkan?

Itulah sikap dari kebanyakan manusia, saat *BERKAH*
(hal yg menguntungkan) datang,
semua *_sibuk tanpa peduli siapa yg memberi & sedikit sekali yg mampu berterima kasih & mau mengucap syukur atas keberkahan tsb._*

Namun saat *masalah datang,* maka semua akan _spontan mencari sumber masalah & biang keroknya. Mereka akan serta-merta marah & menyalahkan orang lain tanpa mau cari solusi lagi._ "Apakah kita hanya mau menerima yg baik saja, tetapi tidak mau menerima yg buruk ?"

Tanpa mau tahu bahwa hidup ini sebenarnya sudah *satu paket,* baik & buruk, senang & susah, semuanya satu kesatuan yg tak mungkin terpisahkan.

Bila suatu ketika kita *_"kena giliran" menjalani hal-hal buruk & susah, maka jalanilah dgn tabah & tetap *bersyukur_*, karena hanya itu kuncinya...

Mau belajar *SABAR?*
Nanti kita akan ketemu dgn orang-orang yg _keras kepala kepada kita._

Mau belajar *MENGAMPUNI?*
Nanti kita akan dipertemukan dgn orang-orang yg _menyakiti kita._

Mau belajar *MEMBERI?*
Sebentar lagi kita akan dihadapkan dgn orang-orang yg _berkekurangan._

Mau belajar *RENDAH HATI?*
Tunggu saja, nanti akan ada orang-orang yg _merendahkan diri kita._

Kabar buruknya, *"HIDUP INI TAK AKAN ADA YANG SEMPURNA !"*

Kabar baiknya, *"KITA TAK PERLU HIDUP YANG SEMPURNA UNTUK BISA MENIKMATINYA"*

Thursday 21 July 2016

Cerita Unta Dalam Al-Qur'an

Atas petunjuk Allah SWT,
Nabi Shaleh A.S. menjanjikan kemunculan seekor unta keluar dari puncak gunung, Asalkan kaum Tsamud mau beriman kepada Allah SWT.

Kemudian muncullah unta betina, Mereka menjadikan unta itu sebagai sumber makanan dan minuman. Namun pemimpin kaum Tsamud berserta sebagian besar pengikutnya tetap tidak mau beriman. Karena perbuatan jahat itu, Allah SWT menurunkan adzabnya kepada kaum Tsamud.

Thursday 25 February 2016

Tiga sesuatu yang "Penting"


Ada 3 hal hidup yang tidak akan kembali:
1.waktu
2.kata -kata
3.kesempatan

Ada 3 hal yang dapat menghancurkan hidup seseorang :
1.kemarahan
2.keangkuhan
3.Dendam

Ada 3 hal yang tidak boleh hilang
1.Harapan
2.keiklasan
3.kejujuran

Ada 3 hal yang menyegarkan
1.kata kata bijak
2.hati yang gembira
3.minum air putih

Ada 3 hal yang paling berharga
1.kasih sayang
2.cinta
3.kebaikan

Ada 3 hal dalam hidup yang tidak pernah pasti
1.kekayaan
2.kejayaan
3.mimpi

Ada 3 hal yang membentuk watak seseorang
1.komitmen
2.ketulusan
3.kerja keras

Ada 3 hal yang buat kita sukses
1.Tekad yang kuat
2.kemauan
3.fokus

Ada 3 hal yang tidak pernah kita tau
1.Rezeki
2.umur
3.jodoh

Tapi ada 3 hal dalam hidup yang pasti dan tidak dapat kita elakan
1.Tua
2.Sakit
3.Kematian

Pada akhirnya 3 hal ini yang harus kita miliki .
Semoga kita semua selalu dalam rahmad dan dalam lindungan nya.
Aamiin..

Sumber:
https://mbasic.facebook.com/story.php?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C3777407861

Monday 22 February 2016

Seekor Unta


Atas petunjuk Allah swt, Nabi shaleh as menjanjikan kemunculan seekor unta dari puncak gunung, asalkan kaum Tsamud mau beriman pada Allah swt. Seperti perjanjiannya setelah unta betina itu muncul, pengikut nabi Sholeh as menjadi bertambah banyak.
Mereka menjadikan unta itu sebagai sumber makanan dan minuman. Namun pemimpin kaum Tsanud dan sebagian besar pengikutnya tetap tidak mau beriman. Mereka malah membunuh unta nabi Sholeh agar pengiktunya tidak bertambah. Karena perbuatan jahat itu, Allah menurunkan adzab bagi kaum Tsamud.

Sunday 21 February 2016

Semut

Suatu ketika rombongan besar Nabi Sulaiman as hendak menuju lembah asgalan. Ditengah perjalanan tiba tiba beliau memerintahkan rombongan untuk berhenti sejenak didepan lembah semut. Hal itu lakukan dikarenakan beliau mendengar percakapan raja semut yang memerintahkan rakyatnya untuk cepat cepat masuk kedalam sarang masing masing.

Saturday 20 February 2016

Bercermin Pada Lebah


Allah hadirkan lebah untuk kita bercermin kepadanya, dimana tidak makan dan tidak minum kecuali yang baik-baik. Serta tidak mengusik orang lain dan pula memberi melainkan kemanfaatan bagi kehidupan.

Tuesday 12 January 2016

Wali Songo Utusan Khalifah


Bisa dikatakan tak akan ada Islam di Indonesia tanpa peran khilafah. Orang sering mengatakan bahwa Islam di Indonesia, khususnya di tanah Jawa disebarkan oleh Walisongo. Tapi tak banyak orang tahu, siapa sebenarnya Walisongo itu? Dari mana mereka berasal? Tidak mungkin to mereka tiba-tiba ada, seolah turun dari langit?

Dalam kitab Kanzul ‘Hum yang ditulis oleh Ibn Bathuthah yang kini tersimpan di Museum Istana Turki di Istanbul, disebutkan bahwa Walisongo dikirim oleh Sultan Muhammad I. Awalnya, ia pada tahun 1404 M (808 H) mengirim surat kepada pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah yang isinya meminta dikirim sejumlah ulama yang memiliki kemampuan di berbagai bidang untuk diberangkatkan ke pulau Jawa.

Jadi, Walisongo sesungguhnya adalah para dai atau ulama yang diutus khalifah di masa Kekhilafahan Utsmani untuk menyebarkan Islam di Nusantara. Dan jumlahnya ternyata tidak hanya sembilan (Songo). Ada 6 angkatan yang masing-masing jumlahnya sekitar sembilan orang. Memang awalnya dimulai oleh angkatan I yang dipimpin oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim, asal Turki, pada tahun 1400 an. Ia yang ahli politik dan irigasi itu menjadi peletak dasar pendirian kesultanan di Jawa sekaligus mengembangkan pertanian di Nusantara. Seangkatan dengannya, ada dua wali dari Palestina yang berdakwah di Banten. Yaitu Maulana Hasanudin, kakek Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Aliudin. Jadi, masyarakat Banten sesungguhnya punya hubungan biologis dan ideologis dengan Palestina.

Lalu ada Syekh Ja’far Shadiq dan Syarif Hidayatullah yang di sini lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati. Keduanya juga berasal dari Palestina. Sunan Kudus mendirikan sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang kemudian disebut Kudus – berasal dari kata al Quds (Jerusalem).

Dari para wali itulah kemudian Islam menyebar ke mana-mana hingga seperti yang kita lihat sekarang. Oleh karena itu, sungguh aneh kalau ada dari umat Islam sekarang yang menolak khilafah. Itu sama artinya ia menolak sejarahnya sendiri, padahal nenek moyangnya mengenal Islam tak lain dari para ulama yang diutus oleh para khalifah.

Islam masuk ke Indonesia pada abad 7M (abad 1H), jauh sebelum penjajah datang. Islam terus berkembang dan mempengaruhi situasi politik ketika itu. Berdirilah kesultanan-kesultanan Islam seperti di Sumatera setidaknya diwakili oleh institusi kesultanan Peureulak (didirikan pada 1 Muharram 225H atau 12 November tahun 839M), Samudera Pasai, Aceh Darussalam, Palembang; Ternate, Tidore dan Bacan di Maluku (Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440); Kesultanan Sambas, Pontianak, Banjar, Pasir, Bulungan, Tanjungpura, Mempawah, Sintang dan Kutai di Kalimantan.

Adapun kesultanan di Jawa antara lain: kesultanan Demak, Pajang, Cirebon dan Banten. Di Sulawesi, Islam diterapkan dalam institusi kerajaan Gowa dan Tallo, Bone, Wajo, Soppeng dan Luwu. Sementara di Nusa Tenggara penerapan Islam di sana dilaksanakan dalam institusi kesultanan Bima. Setelah Islam berkembang dan menjelma menjadi sebuah institusi maka hukum-hukum Islam diterapkan secara menyeluruh dan sistemik dalam kesultanan-kesultanan tersebut.

PERIODE DAKWAH WALI SONGO

Kita sudah mengetahui bahwa mereka adalah Maulana Malik Ibrahim ahli tata pemerintahan negara dari Turki, Maulana Ishaq dari Samarqand yang dikenal dengan nama Syekh Awwalul Islam, Maulana Ahmad Jumadil Kubra dari Mesir, Maulana Muhammad al-Maghrabi dari Maroko, Maulana Malik Israil dari Turki, Maulana Hasanuddin dari Palestina, Maulana Aliyuddin dari Palestina, dan Syekh Subakir dari Persia. Sebelum ke tanah Jawa, umumnya mereka singgah dulu di Pasai. Adalah Sultan Zainal Abidin Bahiyan Syah penguasa Samudra Pasai antara tahun 1349-1406 M yang mengantar Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq ke Tanah Jawa.

Pada periode berikutnya, antara tahun 1421-1436 M datang tiga da’i ulama ke Jawa menggantikan da’i yang wafat. Mereka adalah Sayyid Ali Rahmatullah putra Syaikh Ibrahim dari Samarkand (yang dikenal dengan Ibrahim Asmarakandi) dari ibu Putri Raja Campa-Kamboja (Sunan Ampel), Sayyid Ja’far Shadiq dari Palestina (Sunan Kudus), dan Syarif Hidayatullah dari Palestina cucu Raja Siliwangi Pajajaran (Sunan Gunung Jati).

Mulai tahun 1463M makin banyak da’i ulama keturunan Jawa yang menggantikan da’i yang wafat atau pindah tugas. Mereka adalah Raden Paku (Sunan Giri) putra Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu, Raja Blambangan; Raden Said (Sunan Kalijaga) putra Adipati Wilatikta Bupati Tuban; Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang); dan Raden Qasim Dua (Sunan Drajad) putra Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati, putri Prabu Kertabumi Raja Majapahit.

Banyaknya gelar Raden yang berasal dari kata Rahadian yang berarti Tuanku di kalangan para wali, menunjukkan bahwa dakwah Islam sudah terbina dengan subur di kalangan elit penguasa Kerajaan Majapahit. Sehingga terbentuknya sebuah kesultanan tinggal tunggu waktu.

Hubungan tersebut juga nampak antara Aceh dengan Khilafah Utsmaniyah. Bernard Lewis menyebutkan bahwa pada tahun 1563M, penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istambul untuk meminta bantuan melawan Portugis sambil meyakinkan bahwa sejumlah raja di kawasan tersebut telah bersedia masuk agama Islam jika kekhalifahan Utsmaniyah mau menolong mereka.

Saat itu kekhalifahan Utsmaniyah sedang disibukkan dengan berbagai masalah yang mendesak, yaitu pengepungan Malta dan Szigetvar di Hungaria, dan kematian Sultan Sulaiman Agung. Setelah tertunda selama dua bulan, mereka akhirnya membentuk sebuah armada yang terdiri dari 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya yang mengangkut persenjataan dan persediaan untuk membantu masyarakat Aceh yang terkepung.

Namun, sebagian besar kapal tersebut tidak pernah tiba di Aceh. Banyak dari kapal-kapal tersebut dialihkan untuk tugas yang lebih mendesak yaitu memulihkan dan memperluas kekuasaan Utsmaniyah di Yaman. Ada satu atau dua kapal yang tiba di Aceh. Kapal-kapal tersebut selain membawa pembuat senjata, penembak, dan teknisi juga membawa senjata dan peralatan perang lainnya, yang langsung digunakan oleh penguasa setempat untuk mengusir Portugis. Peristiwa ini dapat diketahui dalam berbagai arsip dokumen negara Turki.

Hubungan ini nampak pula dalam penganugerahan gelar-gelar kehormatan diantaranya Abdul Qadir dari Kesultanan Banten misalnya, tahun 1048 H (1638 M) dianugerahi gelar Sultan Abulmafakir Mahmud Abdul Kadir oleh Syarif Zaid, Syarif Mekkah saat itu. Demikian pula Pangeran Rangsang dari Kesultanan Mataram memperoleh gelar Sultan dari Syarif Mekah tahun 1051 H (1641 M ) dengan gelar Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarami. Pada tahun 1638 M, sultan Abdul Kadir Banten berhasil mengirim utusan membawa misi menghadap syarif Zaid di Mekah.

Hasil misi ke Mekah ini sangat sukses, sehingga dapat dikatakan kesultanan Banten sejak awal memang meganggap dirinya sebagai kerajaan Islam, dan tentunya termasuk Dar al-Islam yang ada di bawah kepemimpinan Khalifah Turki Utsmani di Istanbul. Sultan Ageng Tirtayasa mendapat gelar sultan dari Syarif mekah.

Hubungan erat ini nampak juga dalam bantuan militer yang diberikan oleh Khilafah Islamiyah. Dalam Bustanus Salatin karangan Nuruddin ar-Raniri disebutkan bahwa kesultanan Aceh telah menerima bantuan militer berupa senjata disertai instruktur yang mengajari cara pemakaiannya dari Khilafah Turki Utsmani (1300-1922).

Bernard Lewis (2004) menyebutkan bahwa pada tahun 1563 penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istanbul untuk meminta bantuan melawan Portugis. Dikirimlah 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya pengangkut persenjataan dan persediaan; sekalipun hanya satu atau dua kapal yang tiba di Aceh.

Tahun 1652 kesultanan Aceh mengirim utusan ke Khilafah Turki Utsmani untuk meminta bantuan meriam. Khilafah Turki Utsmani mengirim 500 orang pasukan orang Turki beserta sejumlah besar alat tembak (meriam) dan amunisi. Tahun 1567, Sultan Salim II mengirim sebuah armada ke Sumatera, meski armada itu lalu dialihkan ke Yaman. Bahkan Snouck Hourgroye menyatakan, “Di Kota Makkah inilah terletak jantung kehidupan agama kepulauan Nusantara, yang setiap detik selalu memompakan darah segar ke seluruh penduduk Muslimin di Indonesia.” Bahkan pada akhir abad 20, Konsul Turki di Batavia membagi-bagikan al-Quran atas nama Sultan Turki.

Di istambul juga dicetak tafsir al-Quran berbahasa melayu karangan Abdur Rauf Sinkili yang pada halaman depannya tertera “dicetak oleh Sultan Turki, raja seluruh orang Islam”. Sultan Turki juga memberikan beasiswa kepada empat orang anak keturunan Arab di Batavia untuk bersekolah di Turki.

Pada masa itu, yang disebut-sebut Sultan Turki tidak lain adalah Khalifah, pemimpin Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki. Selain itu, Snouck Hurgrounye sebagaimana dikutip oleh Deliar Noer mengungkapkan bahwa rakyat kebanyakan pada umumnya di Indonesia, terutama mereka yang tinggal di pelosok-pelosok yang jauh di penjuru tanah air, melihat stambol (Istambul, kedudukan Khalifah Usmaniyah) masih senantiasa sebagai kedudukan seorang raja semua orang mukmin yang kekuasaannya mungkin agaknya untuk sementara berkurang oleh adanya kekuasaan orang-orang kafir, tetapi masih dan tetap [dipandang] sebagai raja dari segala raja di dunia. Mereka juga berpikir bahwa “sultan-sultan yang belum beragama mesti tunduk dan memberikan penghormatannya kepada khalifah.” Demikianlah, dapat dikatakan bahwa Islam berkembang di Indonesia dengan adanya hubungan dengan Khilafah Turki Utsmani.

Dengan demikian, keterkaitan Nusantara sebagai bagian dari Khilafah, baik saat Khilafah Abbasiyah Mesir dan Khilafah Utsmaniyah telah nampak jelas pada pengangkatan Meurah Silu menjadi Sultan Malikussaleh di Kesultanan Samudra-Pasai Darussalam oleh Utusan Syarif Mekkah, dan pengangkatan Sultan Abdul Kadir dari Kesultanan Banten dan Sultan Agung dari Kesultanan Mataram oleh Syarif Mekkah.

Dengan mengacu pada format sistem kehilafahan saat itu, Syarif Mekkah adalah Gubernur (wali) pada masa Khilafah Abbasiyah dan Khilafah Utsmaniyah untuk kawasan Hijaz. Jadi, wali yang berkedudukan di Mekkah bukan semata penganugerahan gelar melainkan pengukuhannya sebagai sultan. Sebab, sultan artinya penguasa. Karenanya, penganugerahan gelar sultan oleh wali lebih merupakan pengukuhan sebagai penguasa Islam. Sementara itu, kelihatan Aceh memiliki hubungan langsung dengan pusat khilafah Utsmaniyah di Turki.

KESIMPULAN

Jumlah dai yang diutus ini tidak hanya sembilan (Songo). Bahkan ada 6 angkatan yang dikirimkan, masing-masing jumlanya sekitar sembilan orang. (Versi lain mengatakan 7 bahkan 10 angkatan karena dilanjutkan oleh anak / keturunannya)

Para Wali ini datang dimulai dari Maulana Malik Ibrahim, asli Turki. Beliau ini ahli politik & irigasi, wafat di Gresik.
- Maulana Malik Ibrahim ini menjadi peletak dasar pendirian kesultanan di Jawa sekaligus mengembangkan pertanian di Nusantara.

- Seangkatan dengan beliau ada 2 wali dari Palestina yg berdakwah di Banten; salah satunya Maulana Hasanudin, beliau kakek Sultan Ageng Tirtayasa.

- Juga Sultan Aliyudin, beliau dari Palestina dan tinggal di Banten. Jadi masyarakat Banten punya hubungan darah & ideologi dg Palestina.

- Juga Syaikh Ja'far Shadiq & Syarif Hidayatullah; dikenal disini sebagai Sunan Kudus & Sunan Gunung Jati; mereka berdua dari Palestina.

- Maka jangan heran, Sunan Kudus mendirikan Kota dengan nama Kudus, mengambil nama Al-Quds (Jerusalem) & Masjid al-Aqsha di dalamnya.

(Sumber Muhammad Jazir, seorang budayawan & sejarawan Jawa , Pak Muhammad Jazir ini juga penasehat Sultan Hamengkubuwono X).

Adapun menurut Berita yang tertulis di dalam kitab Kanzul ‘Hum karya Ibnul Bathuthah, yang kemudiah dilanjutkan oleh Syekh Maulana Al Maghribi.

Sultan Muhammad I itu membentuk tim beranggotakan 9 orang untuk diberangkatkan ke pulau Jawa dimulai pada tahun 1404. Tim tersebut diketuai oleh Maulana Malik Ibrahim yang merupakan ahli mengatur negara dari Turki.

Wali Songo Angkatan Ke-1, tahun 1404 M/808 H. Terdiri dari:

1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara.
2. Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.
4. Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.
5. Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.
7. Maulana Hasanudin, dari Palestina.
8. Maulana Aliyudin, dari Palestina.
9. Syekh Subakir, dari Iran, Ahli ruqyah.

Wali Songo Angkatan ke-2, tahun 1436 M, terdiri dari :

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Maulana Ishaq, asal Samarqand, Rusia Selatan
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Maulana Hasanuddin, asal Palestina
8. Maulana 'Aliyuddin, asal Palestina
9. Syekh Subakir, asal Persia Iran.

Wali Songo Angkatan ke-3, 1463 M, terdiri dari:

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-4,1473 M, terdiri dari :

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-5,1478 M, terdiri dari :

1. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
2. Sunan Muria, asal Gunung Muria, Jawa Tengah
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Syaikh Siti Jenar, asal Persia, Iran
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-6,1479 M, terdiri dari :

1. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
2. Sunan Muria, asal Gunung Muria, Jawa Tengah
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Tembayat, asal Pandanarang
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

 

Copyright @ 2013 Edi.my.id.