Tuesday, 18 November 2014

Akibat Salah Membaca

Sumber Foto : Dokumen pribadi


Manusia sekarang tambah lancar membaca dan semakin banyak membaca. buku dibaca ,Alam Semesta Dibaca ,Realitas Sosial Dibaca ,Pikiran Orang Dibaca ,Hati Orang Dibaca .pendek kata semua dibaca  mulai alam semesta yang besar hingga bakteri  kecil. yang tampak dibaca yang tidak tampak juga dibaca. 
Manusia terus merambah apa saja  yang bisa dibaca. Sebab, memang  manusia di ciptakan Allah Ta’ala  sebagai mahluk pembaca dengan membaca itulah manusia mengklaim dirinya menguasai Ilmu pengetahuan dan semakin maju degan bahasa ilmu pengetahuan.dengan hasil bacaanyalah manusia makin bersemangat (baca:bernafsu) mengelola (baca:mengeksploitasi) apa saja demi kemakmuran hidupnya (baca:keserakahannya).
  
Ada satu hal yang belum disadari manusia hingga sekarang dalam hal membaca. Manusia membaca sesuka hatinya atau menurut kehendaknya sendiri. Manusia memang boleh bebas membaca apa saja, tapi tidak boleh membaca dengan cara apa saja.
Demikian pentingnya cara membaca ini, sehingga ia dijadikan sebagai petunjuk pertama oleh Allah SWT ketika menurunkan Wahyu Al-Qur’an,’’Iqra’bismi Rabbika Alladzi Khalaq’’,bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan.(Al-Alaq[96]:1). Tuhan menyeru manusia membaca (apa saja obyek bacaan) dengan berpegang pada nama –nama ke –Rububyahan –nya,bukan dengan kehendak dan keinginan manusia sendiri.
Jika terjadi kesalahpahaman cara membaca tentu saja hasil bacaannya salah atau tidak sempurna. Bisa terjadi salah paham atau salah mempresepsi yang ujungnya salah bertindak. Ada satu contoh yang disedarhanakan salah baca ini, yang terjadi dinegri kita, yaitu mengenai korupsi. Korupsi adalah sebuah tindakan dari sebuah hasil cara membaca yang keliru, yaitu membaca yang bukan miliknya. Karean yang bukan miliknya itu dianggap miliknya, maka dengan seenaknya ia mengambil. Kesalahan membaca diperparah  lagi oleh anggapan bahwa ketika ia melakukan korupsi tidak ada yang melihat atau mengetahui perbuatanyya. Padahal, ada malaikat yang bertugas mencatat perbuatannya itu dan ada Allah yang maha mengawasi. Lagi-lagi disini semakin jelas kesalahan cara membacanya, yaitu ia membaca dengan tidak menyertakan iman.
Itu salah satu contoh sedarhana tentang kesalahan cara membaca hingga sekarang ini, yaitu manusia tidak membaca dengan menggunakan nama-nama ke-Rububiyahan Allah Swt. Akibatnya, jangan heran jika terjadi adalah seperti kata seorang fisikawan Austria, Fritjof Capra bahwa kerisis besar yang dialami manusia sekarang ini adalah kerisis presepsi.
Jika kita renungkan, dalam prespektif Al-Qur’an, ternyata manusia supra modern, yang mengklaim diri telah maju denga produk produk hasil bacaannya (ilmu pengetahuan dan teknologi serta peradaban), masih mengandung cacat yang amat fatal yang memerlukan perbaikan serius, perbaikan cara membaca. Sebuah kesalahan, yang sebenarnya merupakan pelajaran amat “elementer”, karena kesalahan tersebut berkenaan dengan ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan. Artinya, baru saja melangkah sudah salah.
Dengan kenyataan ini, tampaknya dihadapan dunia Islam memang masih terdapat sebuah kerja besar dan berat, yaitu mengajari kembali masyarakat dunia bagaimana cara membaca dengan benar. Hanya saja pertanyaan, kapan duni Islam (para pemikir dan tokohnya) mampu menggali dan menjabarkan cara membaca yang benar itu? Kapan “Iqra’ Bismirsbbika alladzi khalaqa” digali kedalamannya, dirambah keluasannya, ditunjukkan buktinya dan kemudian diajarkan kepada dunia. Atau dunia Islam justru menunggu “pihak lain” yang menemukannya dan kemudian mengajarkannya pada dunia Islam.
Pada saat kita disibukkan oleh berbagai isu yang tidak produktif, sudah masanya kita sadar menggali bersama tema penting ini.*

Unknown

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
 

Copyright @ 2013 Edi.my.id.